Minggu, 24 Januari 2021

Mitos tentang Penyakit Campak pada Bayi dan Perawatan campak pada Anak

 

Mitos tentang Penyakit Campak pada Bayi dan Perawatan campak pada Anak



Perlu diketahui, gejala awal campak biasanya baru muncul sekitar 10 hari setelah anak terinfeksi virus campak. Gejala awal campak biasanya berupa batuk, pilek, demam tinggi, dan mata merah. Anak-anak mungkin juga akan memiliki bintik-bintik Koplik (bintik-bintik merah kecil dengan bagian tengah berwarna biru-putih) di dalam mulut sebelum ruam muncul.

Setelah itu, ruam akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal terjadi. Ruam campak pada anak kadang-kadang juga disertai dengan demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Ruam merah atau cokelat kemerahan biasanya diawali dengan bintik-bintik merah yang datar yang muncul di dahi. Kemudian, bintik-bintik tersebut bisa menyebar ke seluruh wajah, lalu leher dan dada, ke lengan, tungkai, dan kaki. Demam dan ruam campak biasanya dapat menghilang secara bertahap setelah beberapa hari.

Mitos Tentang Ruam Campak pada Anak

Melihat Si Kecil yang mengalami demam, ruam merah, dan lemas saat terkena campak, tentu membuat orangtua menjadi khawatir, lalu mencari berbagai cara untuk dapat meredakannya. Termasuk mempercayai dan melakukan dua mitos berikut ini:

1. Ruam Campak Bisa Diredakan dengan Minum Air Kelapa

Sebagian orangtua zaman dulu percaya bahwa minum air kelapa hijau dapat memicu ruam campak pada anak cepat muncul, sehingga dapat mempercepat kesembuhannya. Namun, ternyata itu hanyalah mitos belaka. Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan antara air kelapa hijau dan campak. 

Oleh karena disebabkan oleh virus, maka cara untuk mengatasi campak pada anak adalah dengan meningkatkan daya imunnya. Ibu bisa memberikan berbagai macam makanan bernutrisi tinggi, serta membiarkan anak beristirahat yang banyak untuk mempercepat pemulihannya. Bila ibu ingin memberi anak minum air kelapa hijau juga tidak masalah. Hal ini karena air kelapa hijau dapat menambah cairan dan mengembalikan elektrolit dalam tubuh anak yang hilang karena demam, sehingga anak dapat terhindar dari dehidrasi.

2. Mandi Dapat Membuat Ruam Campak pada Anak Menyebar

Saat anak yang terkena campak sedang mengalami munculnya ruam kemerahan, orangtua sebaiknya jangan memandikannya dulu, karena dipercaya ruam dapat menyebar. Hal ini juga adalah mitos.

Ruam kemerahan yang muncul pada kulit anak saat terkena campak sebenarnya menunjukkan seberapa parah infeksi yang dialami Si Kecil. Semakin banyak ruam yang muncul, biasanya menandakan bahwa penyakit campak yang dialami anak cukup parah.

Meski demikian, usahakan agar anak yang sedang sakit campak tetap dimandikan. Sebab, bila anak tidak mandi, maka keringat di tubuhnya akan mengakibatkan rasa gatal yang membuat Si Kecil ingin menggaruk-garuk kulit. Hal ini dapat memicu timbulnya infeksi baru pada ruam campak yang sudah ada.

Perawatan Campak pada anak

Jadi, tidak usah mempercayai mitos yang tidak jelas. Untuk mengatasi campak pada anak, dokter biasanya juga akan menyarankan orangtua untuk melakukan perawatan sederhana  di rumah sampai Si Kecil membaik. Sebaiknya Si Kecil tidak bersekolah dulu selama 4 hari sejak ruam campak pertama kali muncul untuk mencegah penularan infeksi ini.

Berikut ini cara-cara yang bisa ibu lakukan untuk meredakan gejala campak pada anak:

  • Memberikan paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit yang dialami anak.

  • Memberi anak banyak cairan agar tidak mengalami dehidrasi.

  • Memberi minuman hangat yang dicampur dengan lemon atau madu untuk meredakan batuk atau pilek pada Si Kecil.



Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Measles.
NHS. Diakses pada 2020. Measles.
http://halodoc.com/dwi.khairunisa, 28 Januari 2021, jam 05:35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar